KLASIFIKASI KATA
Kata Pengantar
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan memberi
petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah, “Klasifikasi Kata” ini
dapat diselesaikan.
Makalah ini
disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua sebagai calon
pendidik.
Mudah-mudahan
dengan mempelajari makalah ini, kita selaku calon pendidik akan mampu
menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar
Penulis,
Oktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Dalam
pembelajaran linguistik, kita mengenal adanya fonologi, morfolosi, sintaksis
dan semantik yang dimana semuanya merupakan dasar kebahasaan. Penting bagi kita
untuk mempelajari seluruhnya. Mulai dari dasar hingga yang kompleks.
Dalam
bahasan morfologi dapat kita temukan bahasan mengenai kata. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai klasifikasi kata
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kata?
2.
Apa saja klasifikasi kata?
1.3 Tujuan
Penulisan Makalah
1.
Mengetahui definisi kata
2.
Mengetahui klasifikasi kata
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi Kata
Kata adalah satuan gramatikal bebas yang terkecil. Kata dapat berwujud dasar yaitu terdiri atas satu morfem dan ada kata yang berafiks. Kata secara umum dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu verba, adjektiva, averbia, nomina, dan kata tugas.
Batasan atau konsep dari kata terdiri dari dua hal, yaitu :
Pertama, setiap kata mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak dapat berubah, serta tidak dapat diselipi atau disela oleh fonem lain misalnya kata sikat, urutan fonemnya adalah /s/, /i/, /k/, /a/, /t/. Urutan itu tidak dapat diubah misalnya menjadi /s/, /k/, /a/, /i/, /t/ atau urutan lainnya. Juga tidak dapat diselipi fonem lain minsalnya, menjadi, /s/, /i/, /u/, /k/, /a/, /t/.
Kedua, setiap kata mempunyai kebebasan berpindah tempat didalam kalimat atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata lain, atau juga dapat dipisahkan dari kata lainnya.
Secara tradisional kata-kata dikelompokkan berdasarkan kriteria semantik dan kriteria fungsi. Kriteria semantik digunakan untuk mengklasifikasikan kelas verba (V), kelas nomina (N), dan kelas adjektiva (A). Lalu, kriteria fungsi digunakan untuk menentukan kelas preposisi kelas konjungsi dan lainnya.
Klasifikasi kata terdiri dari dua macam, yaitu :
1.
Kelas terbuka
Kelas adalah
kelas yang keanggotaanya dapat bertambah atau berkurang sewaku-waktu berkenaan dengan
perkembangan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat penutur suatu
bahasayang termasuk kelas terbuka adalah kelas verba, kelas nomina, dan
adjektiva.
No
|
Kata Kelas Terbuka
|
Ciri-ciri
|
contoh
|
1.
|
Verba
|
·
Dapat didampingi oleh adverbia tidak, tanpa,
dan bukan.
·
Dapat didampingi oleh semua adverbia frekuensi
·
Tidak dapat didampingi oleh kata bilangan
dengan penggolongannya.
·
Tidak dapat didampingi oleh semua adverbia
derajat.
·
Dapat didampingi oleh semua adverbia kala
(tense)
|
· tidak datang, tanpa makan,
bukan menangis.
· sering datang, jarang makan,
kadang-kadang pulang
· sebuah menbaca, dua butir
menulis, namun dapat didampingi oleh semua adverbia jumlah seperti, kurang
embaca, cukup menarik, dll.
· agak pulang, cukup datang,
lebih pergi, kurang pergi, dll.
· sudah makan, sedang mandi,
lagi tidur, akan pulang, hendak pergi mau menjual,dll.
|
2.
|
Nomina
|
·
Tidak dapat didahului adverbia derajat agak (
lebih, sangat, dan paling).
·
Tidak dapat didahului oleh adverbia keharusan
wajib.
·
Dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan
jumlah,
|
· agak kucing, agak kucing,
agak bulan, dll.
· wajib kucing, wajib meja,
wajib bulan, dll.
· satu, sebuah, sebatang, dsb.
Misalnya : sebuah meja, seekor kucing, sebatang pensil, dll.
|
3.
|
Adjektiva
|
·
Tidak dapat didampingi adverbia frekuensi
sering, jarang, dan kadang-kadang.
·
Tidak dapat didampingi adverbia jumlah.
·
Dapat didampingi oleh semua adverbia derajat.
·
Dapat didampingi adverbia kepastian pasti,
tentu, mungkin,dan barangkali.
·
Tidak dapat diberi adverbia kala (tenses)
hendak dan mau. Jadi bentuk-bentuk tidak diterima.
|
·
sering indah, jarang tinggi, kadang besar,
dll.
· banyak bagus, sedikit baru,
sebuah indah, dll.
· agak tinggi, cukup mahal,
lebih bagus, dll.
· pasti indah, tentu baik,
buruk, dll.
· hendak indah, mau tinggi,
dll.
|
2.
Kelas kata tertutup
Kelas kata
tertutup adalah yang jumlah keanggotaannya terbatas dan tidak tampak
kemungkinan untuk bertambah, atau berkurang. Yang termasuk kelas tertutup
adalah kelas-kelas adverbia, kelas preposisi, kelas konjungsi, kelas artikula,
dan kelas interjeksi.
· Adverbia
A
|
dverbia adalah kata ketarangan atau kata ketarangan
tambahan. Fungsinya adalah menenrangkan kata kerja, kata sifat, dan jenis kata
yang lainnya. Komponen makna utama yang
dimiliki dari kata-kata berkelas adverbia adalah :
Ø Negasi, yaitu kata-kata tidak, bukan, tanpa, dan
tiada. Kata tidak digunakan untuk menegasikan kelas verba dan adjektiva. Kata bukan
digunakan untuk menegasikan kelas nomina. Kata tanpa digunakan untukmenegasikan
kelas nomina dan verba. Kata tiada digunakan untuk menegasikan kelas nomina dan
verba.
Ø Frekuensi, yaitu kata-kata sering, jarang,
kadang-kadang, biasa, sekali-kali, acap kali, dan selalu. Adverbia ini hanya
dapat digunakan uinruk kelas verba.
Ø Kuantitas atau jumlah yaitu banyak, sedikit, cukup,
kurang, semua, seluruh, sebagian, dan beberapa. Pada umumnya kata-kata adverbia
ini dapat mendampingi nomina. Namun ada juga yang dapat mendampingi verba,
contohnya banyak rumah, sedikit uang, kurang air, semua orang, banyak membaca,
banyak bicara, dll.
Ø Kualitas atau derajat yaitu agak, cukup, lebih, kurang,
sangat, paling, sedikit, dan sekali. Umumnya adverbia ini hanya dapat mendampingi
kata-kata dari kelas adjektiva misalnya, agak baik, cukup baik, lebih baik,
dll.
Ø Waktu atau skala yakni adverbia sudah, sedang, lagi,
tengah, akan, hendak, dan mau. Adverbia ini pada dasarnya dapat mendampingi
verba tindakan misalnya sudah makan, sedang mandi, tengah membaca, hendak
pergi, dll.
Ø Keselesaian yaitu adverbia sudah, belum, baru, dan
sedang. Adverbia ini digunakan untuk mendampingi kelas verba dan adjektiva.
Misalnya sudah mandi, belum mandi, baru mandi, sedang mandi, dll.
Ø Pembatasan yaitu adverbia hanya dan saja. Adverbia ini
hanya digunakan untuk kelas verba, kelas nomina, dan kelas numeralia. Hanya
nasi, nasi saja, hanya seribu.
Ø Keharusan yaitu boleh, wajib, harus, dan mesti adverbia
ini hanya mendampingi kelas verba misalnya boleh pergi, wajib pergi, harus
pergi, mesti pergi, dll.
Ø Kepastian yaitu adverbia pasti, tentu, mungkin, barang
kali. Adverbia ini mendampingi kata-kata kelas verba. Contoh pasti hadir, tentu
datang, mungkin terlambat, barangkali meninggal.
3.
Pronomina
Pronomina adalah kata ganti. Pronomina dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu:
·
Kata ganti diri
Kata ganti diri adalah pronomina yang menggantikan
nomina orang atau yang diorangkan, baik berupa nama diri atau bukan nama diri.
Kata ganti biasa dibedakan atas:
(1) Kata ganti
diri orang pertama tunggal yaitu saya dan aku, orang pertama jamak yaitu, kami
dan kita.
(2). Kata ganti
dari orang kedua tunggal yaitu, kamu dan engkau, orang kedua jamak, yaitu
kalian dan kamu sekalian.
(3). Kata ganti
diri orang ketiga tunggal yaitu, ia, dia, dan nya.
·
Kata ganti
penunjuk
Kata ganti penunjuk atau pronomina demontratifa adalah
kata ini dan itu yang digunakan untukmenggantikan nomina (frase nominal atau
lainnya) sekaligus dengan penunjukkan. Kataganti penunjuk ini digunakan untuk
menunjuk sesuatu yang dekat dari pembicara, sedangkan kata ganti penunjuk itu
digunakan untuk menunjuk sesuatu yang jauh dari pembicara.contoh buku ini
adalah buku saya, itulah buka yang saya cari selam ini.
·
Kata ganti tanya
Kata ganti tanya atau pronomina introgatifa adalah
kata yang digunakan untuk bertanya atau menanyakan sesuatu nomina atau (
sesuatu yang dianggap konstruksi nomina). Kata ganti tanya itu adalah 5W+1H.
4.
Pronomina tak tentu
Pronomina tak tentu atau kata ganti tak tentu adalah
kata-kata yang digunakan untukmengggantikan nomina yang tidak tentu. Yang
termasuk kata ganti tak tentu adalah seseorang, salah seorang, siapa saja,
setiap orang, masing-masing, suatu, sesuatu, salah satu, beberapa, dan
sewaktu-waktu.
5.
Numeralia (Kata bilangan)
Numeralia atau kata bilangan adalah kata-kata yang
menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan himpunan. Menurut bentuk dan
fungsinya biasanya dibicarakan adanya kata bilangan utama, bilangan genap,
bilangan ganjil, bilangan bulat, bilangan tingkat, dan kata bantu bilangan.
Kata bilangan utama adalah kata-kata seperti satu,
dua, tiga, dst. Kata bilangan genap adalah kata bilangan yang habis dibagi dua.
Misalnya dua, empat, enam, delapan, dst. Kata bilangan tingkat digunakan untuk
menyatakan urutan, seperti kata kelima, keenam, dst. Kata bilangan himpunan
adalah kata bilangan yang menyatakan kelompok atau jumlah. Contohnya kedua
rumah itu disita oleh pengadilan, dll.
6.
Kata bantu bilangan
Kata bantu bilangan adalah kata-kata yang digunakan
sebagai tanda pengenal nomina tertentu dan ditempatkan diantara kata bilangan
dengan nominanya. Kata bantu bilangan yang lazin digunakan adalah orang untuk
manusia, ekor untuk binatang, dan buah untuk benda umum. Secara spesifik
digunakan juga kata-kata batang, lembar, helai, butir, biji, dll.
Contohnya, dua orang korea, lima ekor gajah. Kata
bantu bilangan untuk kedua contoh tersebut digunakan untuk nomina terhitung.
Untuk nomina tak terhitung digunakan wadah pengukur nomina itu. Contohnya
secangkir kopi, dua liter minyak, sepotong roti.
7.
Preposisi
Preposisi atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam satu klausa. Misalnya kata di, dan
dengan dalam kalimat. Contoh : nenek duduk di kursi, kakek menulis surat dengan pensil.
Secara semantik, preposisi ini menyatakan makna-makna :
Tempat berada, yaitu preposisi di, pada, dalam, atas, dan antara. Contoh-contoh pemakaiannya:
(1).Nenek tinggal di Bogor.
(2) Ibuku bekerja di Jakarta pada Departemen Kesehatan.
(3) Tulisannya dimuat dalam harian Pos Kota.
(4) Terima kasih atas pemberian itu.
(5) Depok terletak antara Jakarta dan bogor.
Arah asal, yaitu preposisi dari. Contoh Dia datang dari Kediri.
(a)
Arah tujuan, yaitu preposisi ke, kepada, akan, dan terhadap. Contoh pemakaiannya:
Mereka menuju ke utara.
Kami minta tolong kepada polisi.
Dia memang takut akan hantu.
Saya tidak takut terhadap siapa saja.
(b) Pelaku yaitu preposisi oleh. Contoh pemakaiannya Jembatan itu dibangun oleh pemerintah pusat.
(c)
Alat, yaitu preposisi dengan dan berkat. Contoh pemakaiannya : Kayu itu dibelah dengan kapak.
(d) Perbandinagn, yaitu preposisi daripada. Contohnya kue ini lebih enak daripada kue itu.
(e)
Hal atau masalah, yaitu preposisi tentang dan mengenai. Contoh pemakaiannya : Mereka berbicara tentang gempa bumi.
(f)
Akibat, yaitu preposisi hingga, atau sehingga dan samapai. Contoh pemakaiannya :
Tukang copet itu dipukuli orang banyak hingga babak belur.
Jalan raya itu rusak berat sehingga tidak dapat dilalui kendaraan kecil.
Dia berjalan kali sejauh itu samapai sepatunya hancur.
Selain itu preposisi hingga dan sampai juga menyatakan batas tempat dan batas waktu. Contoh :
Mereka berdiskusi hingga /sampai larut malam.
Kami bersepeda hingga/sampai batas kota.
(g)
Tujuan, yaitu preposisi untuk buat, guna, dan bagi. Contoh :
Ibu membeli sepeda baru untuk adik.
Beliau membawa oleh-oleh buat kami.
Guna kepentingan umum, kami rela berkorban.
Bagi saya, uang seribu rupiah besar artinya.
8.
Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, atau antar kalimat dengan kalimat.
Berikut merupakan contoh pengaplikasian dari pemaparan
di atas :
Hamid memiliki sebidang tanah yang panjangnya 30
meter, lebarnya 50 meter yang berbentuk
persegi panjang, kemudian (konjungsi)
ia (kata ganti diri) akan menjual
setengah dari luas tanahnya. Uang hasil penjualannya akan digunakan untuk (preposisi) berdagang. Harga setiap meter
persegi Rp. 50.000,- maka berapakah (kata
tanya) uang yang didapat Hamid?
Jawab :
Diketahui :
P = 30 m
L= 50 m
1m2 = 50.000
Ditanyakan :
Uang yang didapat dari penjualan setengah luas tanah?
Jwb :
1.
Cari luas tanah (persegi panjang)
|
|
Luas = pxl
= 50 x 30
= 1500m2
Luas nya = x 1.500
= 750 m2
Uang yang didapat = luas tanah x harga tanah
= 750 x 50.000
= 45.000.000
Jadi uang yang di dapat adalah Rp. 45.000.000
DAFTAR PUSTAKA
Resmini, novi, dkk.
2006. Kebahasaan (Fonologi, Morfologi dan
Semantik. Bandung : UPI Press.
Santosa, puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta : Universitas Terbuka.